tentang jalan-jalan

nala
2 min readOct 3, 2021

--

Jogja selalu punya cerita.

aku tiba di bandara sore-sore setelah dua kali delay, sendirian. Disambut dengan terbenamnya matahari, siapa sangka aku memiliki teman baru. ia adalah seorang wanita usia 30-an yang sedang berlibur di sana. kita lumayan banyak berbincang mengenai banyak hal. aku yang memang pergi ke sana untuk pergi dari realita, sebenarnya tidak banyak memikirkan hal negatif saat berbincang dengannya. dia sangat terbuka dan menganggapku bukan orang asing.

aku mematikan semua notifikasi yang ada di telepon genggamku dan menjalani hari-hari dengan tenang. sebagian besar momen aku tangkap hanya dengan mata kepala, percakapan-percakapan bermakna aku simpan di kepala. segalanya menjadi jauh lebih hidup.

lalu aku bertemu dengan teman baru. ajaibnya, pertemuan kami yang baru pertama kali dan baru berjalan beberapa jam, rasanya seperti bertemu dengan teman lama. kami pergi dari pagi hingga pagi lagi. berpindah-pindah tempat tanpa memiliki tujuan yang pasti. seperti biasa, perbincangan paling asyik selalu terjadi di perjalanan.

hehe boleh ya masukin foto sate merah, pizza, sama es krim

tidak lengkap rasanya perjalanan tanpa cerita mistis. aku pergi ziarah ke makam buyut-buyutku dan terjadilah cerita tersebut yang tidak bisa aku ceritakan di sini. untuk pertama kalinya aku memakai baju seterbuka itu karena merupakan sebuah kewajiban bagi para peziarah untuk memakai baju adat tersebut. tidak semua orang boleh masuk, terutama untuk yang mengenakan jilbab. rasanya ganjil, tapi aku cukup menikmatinya karena aku suka akan hal baru.

aku selalu suka bepergian. dengan bepergian, energiku seperti di-charge kembali. suatu saat nanti, mungkin aku akan bepergian dengan berpindah dari satu kota ke kota lainnya atau bahkan dari satu negara ke negara lainnya tanpa pulang dalam kurun waktu yang panjang.

--

--